Mata Kuliah

Jumat, 26 April 2013

Nyontek Adalah Embrio Korupsi

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Nasihin Masha

Ini kisah seorang ayah. Hampir tiap hari selama tiga tahun ini ia  mengantar sendiri anaknya berangkat ke sekolah di sebuah SMP negeri di Jakarta Selatan. Ini semacam upaya maksimal yang bisa dilakukan. Maklum ia pulang kerja selalu tengah malam. Saat itu anaknya sudah tidur. Jadi, satu-satunya kesempatan, selain hari libur, untuk interaksi langsung adalah mengantar anaknya ke sekolah.

Awalnya ia pikir sesuatu yang normal. Ini hari ujian nasional. Sejumlah mobil terparkir di pinggir jalan di depan sekolah. Namun hari keempat, hari terakhir ujian, instingnya menangkap sesuatu yang tak biasa. Segerombolan siswa-siswi keluar dari mobil van hitam dengan kaca hitam pekat. Ini hari ujian. Kok ada siswa yang berangkat bareng-bareng. Tak mungkin mereka belajar bersama di satu rumah siswa lalu berangkat bersama. Semua orang akan cenderung belajar di rumah masing-masing agar lebih konsentrasi. Namun anehnya, begitu keluar mereka segera jalan sendiri-sendiri. Ada sesuatu yang tak beres.

Selama ujian istrinya menunggu di sekolah. Ada sejumlah ibu-ibu yang  melakukan hal yang sama. Usai ujian segera pulang. Lalu bercerita. Rupanya sudah beredar pembicaraan dari mulut ke mulut, termasuk cerita anaknya sendiri. Ada orang menjual kunci jawaban. Nilainya antara Rp 200 ribu hingga Rp 600 ribu rupiah per mata pelajaran. Ada mobil hitam yang parkir di luar yang siap melayani siswa yang akan membeli kunci jawaban. Tentu saja cerita ini masih harus dibuktikan kebenarannya. Karena hal itu baru sebatas pengamatan selintas, dugaan, dan cerita dari mulut ke mulut.

Mendengar kisah itu, saya jadi teringat guru SMA saya, pertengahan  1980-an. Namanya Ibu Asminah, guru kimia. Orangnya kaku dan disiplin, tapi baik dan ramah. Perpaduan yang unik. Dia juga pembina pramuka. Hingga kini, ceramahnya masih terngiang. Dalam suatu upacara bendera Senin pagi, selaku pembina upacara dia berceramah. “Nyontek adalah embrio dari korupsi,” katanya berapi-api. Suaranya yang tegas, menggelegar, dan mimiknya yang serius membuat isi ceramah itu selalu menancap di kepala.

Nyontek, mencari bocoran soal, dan membeli kunci jawaban masih merupakan  problem besar negeri ini. Ujian nasional yang rumit dan menjadi berbiaya lebih tinggi, salah satunya karena untuk menghindari hal-hal tersebut. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan itu pemerintah harus mengeluarkan biaya ekstra. Yaitu harus membuat 20 jenis paket soal, pengawas ujian, pengawas independen, pengawalan soal oleh polisi, lembar jawaban yang dicetak bersama dengan lembar soal, dan seterusnya. Namun seperti kata pepatah, yang terpenting adalah the men behind the gun. Sistem sehebat apapun, jika manusianya rusak selalu bisa diterobos. Pembuatan 20 paket soal itu sangat menyulitkan tindakan curang. Harus bisa mengatur si pembeli kunci X harus mendapat soal X pula. Padahal penjual ada di luar, dan pembagi soal ada di dalam. Hanya mungkin terjadi jika ada kerja sama dengan banyak pihak. Yaitu pihak pembuat soal, pihak pengawal soal, pihak percetakan, pengawas ujian, dan pembagi soal. Karena lebarnya rentang kendali, tak mungkin bisa diorganisasi oleh penjahat kecil. Ini bersifat sistemik. Penjahatnya ada di dalam sistem dan terorganisasi.

Dalam banyak hal, negeri ini harus mengeluarkan uang lebih banyak. Ini  karena untuk mencegah korupsi dan kecurangan. Anggaran untuk ujian nasional untuk semua tingkatan pada tahun ini mencapai Rp 640 miliar. Bukan biaya yang sedikit. Dan sebagian besar bukan untuk mencetak soal, tapi untuk operasional. Kita membayangkan jika semua orang berlaku jujur, maka kita tak perlu mengeluarkan biaya terlalu besar untuk penyelenggaraan ujian nasional. Tak perlu banyak pengawas, tak perlu pengawalan polisi, tak perlu 20 paket soal.

Untuk membeli kunci jawaban yang ratusan ribu per mata pelajaran tentu  bukan biaya yang kecil bagi seorang siswa SMP. Pasti mereka mendapatkan uang itu dari orangtuanya. Berarti apa yang dilakukan siswa atas sepengetahuan orangtua mereka. Sebuah pendidikan moral yang jelas: jadilah bandit anakku. Kau bisa menyuap, kau bisa mencuri. Jangan lupa, esok jadilah koruptor. Seperti kata Bu Asminah, menyontek adalah embrio korupsi. Anak-anak itu sedang diajarkan ibu-bapaknya untuk menjadi koruptor. Mereka inilah bibit-bibit penghancur Indonesia.

Melalui cara yang curang, mereka akan mendapat nilai bagus. Setelah itu  mereka masuk ke SMA yang bagus pula. Mata rantai membeli soal dan membeli kunci jawaban akan berlanjut. Kita sudah sering mendengar kisah anak-anak ikut les atau bimbingan belajar yang kemudian diberi bocoran soal atau kunci jawaban. Kita juga tak jarang mendengar siswa yang bisa membeli soal ulangan harian ataupun ulangan kenaikan kelas. Jika mata rantai ini terus berlanjut, maka tak heran jika kini kita kesulitan membasmi korupsi. Hukum sebagus apapun akan selalu bisa diterobos. Mereka sudah terlatih dan teruji bertahun-tahun, bahkan hingga level ujian nasional

http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/13/04/25/mlt5b8-generasi-korup-yang-diuji-lewat-un

Selasa, 06 November 2012

OSEANOGRAFI FKIP

Kepada mahasiswa prog  studi sejarah yg mengikuti Kuliah Oseanografi silahkan mengunduh konfirmasi soal mid semester.  Informasi lebih jauh  dapat ditanyakan pada kolom diskusi pada blog ini.

Senin, 02 Juli 2012

Nilai Akhir

Nilai akhir semester genap tahun ajaran 2011/2012 sdh ada di input di siakad unhalu dan untuk verifikasi dapat dilihat pada pada halaman depan sebelah kanan blog ini.

Minggu, 01 April 2012

Tugas

Bagi mahasiswa Kelautan dan Agribisnis Perikanan, template tugas DDI dan Komputer dapat di download pada Template Tugas halaman blog di bawah ini

Sabtu, 31 Maret 2012

Tugas Pemetaan Sumberdaya

Disampaikan seluruh mahasiswa MSP dan BDP yang memperogram mata kuliah pemetaan sumberdaya perairan agar memngrirmkan dan mendownload file koordinst atau theme agar saya jadikan UTM.
Tugas yang lalu agar di tulis pada templ;ate yang telah saya siapkan dan dapat di download pada halaman blog ini bagian Template Tugas

Minggu, 25 Maret 2012

Fenomena Akademik Unhalu

Perguruan Tinggi memiliki tugas utama sebagai pengemban akademik dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berdaya saing dan bermarabat disamping tugas-tugas yang lain, kondisi ini seharusnya tercermin di dalam semua aktivitas kampus sehingga perhatian terbesar tercurah pada bidang pengembangan akademik. Namun kenyataannya seperti bumi dan langit, ternyata akademik hanya bersifat slogan belakan untuk kepentingan tertentu. Fenoena ini dapat dilihat dari berbagai aspek, diataranya:
1. Bagiamana mekanisme penerimaan dan pertanggung jawaban dana pegemangan program studi
2. Berapa persen dana Fakultas yang di kelola Jurusan yang notabene sebagai pelaksana kurikulum
3. Dana praktikum yang tidak jelas mekanismenya
4. Sarana dan prasarana akademik yang ada
5. Pelaksanaan borang akreditasi yang tidak dianggarkan (katanya tidak ada MAK-nya)
6. Penggunaan kewenangan yang kadang menyalahi aturan hukum yang ada yang tentunya mengatas namakan akademik.
Semua fenomen ditas hanyalah sebagian yang selalu mewarnai pelaksanaan proses akademik di Unhalu.
Saat ini dan beberapa bulan kedepan unhalu akan melaksanakan pemilihan Dekan Fakultas dan pemilihan Rektor. Namun nuansa yang kita rasakan baik di dalam maupun di luar kampus terkait hal tersebut adalah nuansa komunitas dan kelompok....dimana nuansa akademik dalam setiap pemilihan pimpinan? Dan untuk mewujudkan sebuah keinginan yang bersembunyi di belakang slogan akademik ternyata sarat dengan nuansa politik. yang seharusnya hanyak di pratekan ole partai politik.
Kita selalu mengkritik pelaku-pelaku politik di luar sana tapi ternyata kita lebih sadis dan telah mengadobsi praktek-praktek politik untuk kepentingan pribadi dan kelompok yang tentunya tetap bersembunyi di balik slogan akademik.
Sangat disayangkan Unhalu yang telah berkembang dengan sekumpulan SDM dari berbagai alumni (dalam dan lua negeri) tetapi tidak bisa di kelola sebagai sebuah kekutaan karena kepentingan dan praktek politik telah mendominasi pelaksanaan akademik kita.
Kita hanya berharap agar semua anggota senat baik di Fakultas maupun di Universitas masih memiliki hati nurani untuk memegang kepentingan akademik sehingga pimpinan yang memiliki kempuan dan keungguln akademiklah yang akan terpilih bukan pimpinan yang memiliki jumlah kelompok terbesar yang terpilih. Semoga saja.............................

Kamis, 03 Maret 2011

Modul

Berikut ini materi pembelajaran dan bahan bacaan untuk mendukung semua mata
kuliah yang saya ampu,dapat anda download pada link tabel di bawah ini :

No.Materi Pembelajaran Aktivitas
1. FishCommunities Download
2. MicroPlankton.pdf Download
3. SeaGrass.pdf Download
4. Seaurchin.pdf Download
5. SeaCucumber.pdf Download
6. DistributionOfOxygen.pdf Download
7. MiniSatellite.pdf Download
8. FishMortalities.pdf Download
9. SomaticGrowth.pdf Download
10. CoralConservation.pdf Download
11. SkipjackMovement.pdf Download
12. CoastalFishes.pdf Download
13. Plankton_acustic.pdf Download